Langsung ke konten utama

Ruku’, Sujud, Tahiyat, Salam dan Berdoa

Cetak Roll Banner, XBanner, Spanduk, Backdrop, Photo Paper, Kanvas, Bendera

Ruku’lah seperti ruku’nya orang yang khusyu’ kepada Allah, yaitu orang yang hatinya senantiasa tunduk kepada Allah, sehingga tubuhnya ikut menunduk. Ruku’lah dengan sepenuh ruku’, dan jaga perasaanmu dari perasaan telah menjalankan perintahNya. Kamu sebenarnya tidak mampu menunaikan kewajibanNya kecuali dengan pertolonganNya. Kamu juga tidak akan mampu menggapai kampung yang diridlaiNya kecuali dengan rahmatNya. Kamu juga hakikatnya tidak mampu mencegah dari berbuat maksiat kecuali dengan pemeliharaanNya. Kamu juga tidak bisa selamat dari siksaNya kecuali dengan ampunanNya.

“Tidak seorang pun yang bisa masuk surga dengan amalnya,” kata Rasul.
“Tidak juga engkau, ya Rasul?!” tanya para sahabat.
“Tidak juga saya. Hanya saja Allah telah menggenangi saya dengan rahmatNya,” jawab beliau.

Sujudlah kepada Allah seperti sujudnya orang yang tawadlu’ dan alim. Sujud orang seperti ini mengandung kesadaran bahwa dirinya diciptakan dari tanah yang setiap hari diinjak-injak seluruh makhluk. Ia tercipta dari setetes air mani yang setiap orang pasti jijik melihatnya. Jika seseorang memikirkan asalnya, merenungkan susunan tubuhnya yang berasal dari air yang hina dan debu, tentu ia semakin tunduk dan khusyu’ di hadapan Allah. Ia tentu akan berkata kepada dirinya, “Celakalah kamu, mengapa kamu mengangkat kepalamu dari sujudmu!” Allah telah menjadikan sujud sebagai sebab yang bisa mendekatkan diri kepadaNya. “Sujud dan dekatkanlah [dirimu kepada Tuhan]. ” (QS. Al ‘Alaq: 19). Barangsiapa dekat dengan Allah, maka ia jauh dari selainNya. Peliharalah sifat sujudmu dengan merenungkan ayat ini: "Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikanmu dan darinya Kami akan mengeluarkanmu pada kali yang lain." (QS. Thaha: 55).

Tahiyyat atau tasyahhud adalah pujian, di samping bisa diartikan syukur atas tambahnya keutamaan dan langgengnya kemuliaan Allah. Karena itu, keluarlah dari rasa mengaku-aku, dan jadilah hamba Allah yang baik dengan dibuktikan perbuatanmu yang taat. Dia telah menciptakanmu sebagai seorang hamba dan memerintahkanmu untuk menjadi hamba.

‘Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak [pula] bagi wanita yang mukmin memiliki (mengambil) pilihan tentang urusan mereka apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan.” (QS. Al Ahzab: 36).

"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.'’ (QS. Al Qashshash: 68).

Karena itu, laksanakan ibadah dalam keridlan dan dengan hikmahNya. Laksanakan ibadah sesuai dengan perintahNya. Hai alah shalawat kepada kekasihNya (Muhammad saw.) seinlah memujiNya. Sesungguhnya Dia mengantarkan cinta Rasul kepada cinta Allah, taat Rasul menuju ketaatan kepada Allah, dan mengikuti Rasul digiring untuk mengikuti Allah.

"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.'’ (QS. Al Qashshash: 68).

Karena itu, laksanakan ibadah dalam keridlan dan dengan hikmahNya. Laksanakan ibadah sesuai dengan perintahNya. Bacalah shalawat kepada kekasihNya (Muhammad saw.) setelah memujiNya. Sesungguhnya Dia mengantarkan cinta Rasul kepada cinta Allah, taat Rasul menuju ketaatan kepada Allah, dan mengikuti Rasul digiring untuk mengikuti Allah.

'Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kamu.’” (QS. Ali ‘lmran:31).

“Barangsiapa mentaati Rasul, maka sungguh ia telah mentaati Allah. ” (QS. Al 80).

"Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepadamu sesungguhnya mereka bajanji setia kepada Allah. ”(QS. Al Fath: 10).

Karena itu, Allah swt. memerintahkanmu membaca shalawat untuk Nabi Muhammad saw. "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."(QS. Al Ahzab:56). Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa membaca shalawat kepadaku satu kali saja, Allah membacakan shalawat untuknya dengan sebab bacaan shalawat itu sepuluh shalawat. dan memperlakukannya dengan keutamaan."

Kemudian setelah itu, Allah memerintahkan bekerja dengan kerja yang baik dan adil. "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi." (QS. Al Jumu’ah: 10). “Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan], kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS. Al Syarh: 7-8).


Salam adalah salah satu di antara nama-nama Allah yang dititipkan kepada makhlukNva agar maknanya dipakai untuk bergaul, bermasyarakat, dan bekerja. Jika kamu menginginkan keselamatan, maka selamatkanlah kawanmu dari kejahatan dirimu dan sayangilah orang yang tidak menyayangi dirinya sendiri. Sesungguhnya manusia hidup di antara berbagai macam cobaan. Ada yang dicoba dengan kenikmatan untuk dilihat apakah ia akan bersyukur kepada Allah. Ada pula yang diuji dengan kesengsaraan untuk diketahui apakah ia akan bersabar.

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya, lalu di-muliakanNya dan diberiNya kesenangan, maka ia berkata, 'Tuhanku telah memuliakanku.' Adapun bila Tuhannya mengujinya, lulu membatasi rezekinya, maka ia berkata, 'Tuhanku menghinakanku. 'Sekali-kali tidak [demikian]." (QS. Al Fajr: 15-17).

Ketahuilah, kemuliaan ada dalam ketaatan, bukan karena diuji dalam kenikmatan. Kehinaan dalam kemaksiatan, bukan karena diuji dalam kesengsaraan. Kenikmatan dan kesenangan sama-sama merupakan ujian. Sedangkan kemuliaan adalah derajat yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya yang mematuhi perintah-perintahNya dalam semua keadaan.


Jagalah etika berdoa. Renungkanlah, terhadap siapakah kamu berdoa, bagaimana kamu berdoa, mengapa kamu berdoa, dan mengapa pula kamu meminta? Doa adalah hakmu, sedangkan keterkabulannya hak Allah. Jika kamu belum memenuhi syarat-syarat doa, berarti kamu belum melaksanakan syarat-syarat dikabulkannya doa. Malik bin Dinar berkata, “Kamu menganggap lambat hujan, sedangkan saya menganggap lambat batu. Seandainya Allah tidak memerintahkan berdoa, tentu tetap wajib atas kita berdoa kepadaNya. Seandainya kita tidak mcmi liki syarat keterkabulan doa, tetapi ketika kita ikhlas dalam berdoa, maka diberi keutamaan kemustajaban."

"Katakanlah [kepada orang-orang musyrik], 'Tuhanku tidak mengindahkanmu melainkan kaluti ada ibadahmu."’ (QS. Al Furqan: 77).
Abu Yazid Al Busthanii pernah ditanya tentang ism Al A’zham (nama Allah yang paling agung), lalu dijawab, "Kosongkanlah hatimu dari selainNya, lalu berdoalah kepadaNya dengan namaNya yang mana saja yang kamu kehendaki." Yahya bin Mu’adz berkata, “Carilah pemilik nama (maksudnya nama-nama Allah).’" Rasulullah saw. bersabda, "Allah tidak mengabulkan doa dairi hati yang lalai. Jika kamu berhasil memurnikan (berdoa dengan ikhlas), maka bergembiralah dengan satu di antara tiga hal: mungkin kamu segera mendapatkan apa yang kamu minta, mungkin dianggap kecil [isi doa itu lalu] kamu [diberi Allah] yang lebih besar darinya, dan mungkin kamu dipalingkan dari suatu musibah yang seandainya ditimpakan kepadamu, pasti kamu binasa. Berdoalah kamu [seperti cara] doa orang yang minta perlindungan, bukan [seperti cara] doa orang yang memberi petunjuk.”

Diriwayatkan dari Rasulullah saw. yang bersabda, “Allah swt. berfirman, barangsiapa disibukkan dengan mengingatKu dari memintaKu, saya pasti memberinya lebih utama daripada yang Aku berikan kepada orang-orang yang memintaKu.” Abu Al Husin Al Warraq berkata, “Saya berdoa kepada Allah sekali, lalu doaku dikabulkan, lalu saya lupa atas hajatku. Maka dari itu, jagalah hak Allah [yang wajib] atas dirimu dalam berdoa, dan janganlah kamu menyibukkan [dirimu] dengan bagianmu. Sesungguhnya Dia lebih mengetahui maslahahmu.”
Postingan Terbaru

Komentar

Copyright © History Waliyullah. All rights reserved.